[Review Buku] Hujan dan Teduh



Kepadamu, aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu.

Terlalu banyak ruang yang tak bisa aku buka. Dan, kebersamaan cuma memperbanyak ruang tertutup. Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan. Ya, jalanmu dan jalanku. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.

Aku dan kamu, seperti hujan dan teduh. Pernahkah kau mendengar kisah mereka? Hujan dan teduh ditakdirkan bertemu, tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Seperti itulah cinta kita. Seperti menebak langit mendung.

Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan…
***

Topik lesbian seringkali masih dianggap tabu oleh sebagian orang. Karena berdasarkan kajian psikologi, hal ini termasuk bagian dari penyimpangan seksual. Namun untuk ide cerita sebuah novel, lesbian bisa jadi penyegar di antara novel-novel roman yang bertebaran bertabur kisah klasik antara pria dan wanita.

Novel Hujan dan Teduh menawarkan kesegaran roman, baik dari topik yang lesbian maupun dari alur maju-mundur yang jalan ceritanya berdampingan. Mungkin inilah yang menjadi poin plus penilaian juri hingga mampu memenangi Kontes 100% Roman Asli Indonesia.

Alkisah pada masa SMA, Bintang berteman dekat dengan kawan sebangkunya, Kaila. Tak disangka, lama-kelamaan hubungannya bukanlah pertemanan biasa. Ada rasa yang berdesir aneh saat mereka berdua bersama. Akhirnya keduanya meyakini bahwa apa yang tengah mereka rasakan adalah cinta dan memutuskan untuk berpacaran diam-diam.

Sebelum berhubungan dekat dengan Kaila, Bintang sudah menjalin ikatan cinta dengan Kevin. Bintang pun bersyukur bisa putus dari Kevin dengan alasan rasional saat laki-laki itu berusaha menikmati ranum bibirnya. Kaila pun tak lagi punya seseorang untuk dicemburui. Bintang sepenuhnya miliknya.

Ternyata hubungan mereka tak selamanya independent. Kaila pun memilih berkamuflase dengan Reno, cowok seangkatan yang kebetulan naksir. Otomatis kini ganti Bintang yang seringkali cemburu bahkan jarang punya waktu berdua lagi dengan Kaila seperti dulu. Ironisnya, sejak mengenal Reno, perlahan sikap Kaila berubah. Mulai dari tak lagi duduk sebangku, sering bolos hingga sulit untuk ditemui. Akhirnya Bintang pun pasrah merelakan Kaila bahagia dengan orang lain.

Tak disangka, suatu ketika Reno menyebarkan foto rahasia Bintang saat berpacaran dengan Kaila. Sudah bisa ditebak, dirinya pun ramai dipergunjingkan orang satu sekolah. Demi menyelamatkan nama baik, Kaila akhirnya pindah ke sebuah sekolah yang masih dikelola oleh sanak saudaranya. Lalu saat Bintang berniat menjenguk, Kaila malah bunuh diri secara tragis di kamar mandi.

Jalinan kisah di atas ditulis oleh Wulan Dewatra seiring dengan kisah Bintang di dunia perkuliahan. Bintang kembali melanjutkan hidupnya dan terjerat cinta dengan kawan sejurusan, Noval. Namun sayang, hubungan yang awalnya manis, berubah menjadi tidak sehat seiring berjalannya waktu. Noval rupanya amat over-protektif ditambah kelakuannya yang suka main fisik.

Bintang yang entah hatinya terbuat dari apa, masih tetap mempertahankan hubungan dengan Noval. Berbagai prahara menerpa, mulai dari akibat seks yang mereka lakukan sampai penyakit yang membuat Bintang memutuskan untuk pergi meninggalkan Noval.

Secara keseluruhan, novel ini bertutur detil dengan pola diksi yang variatif. Kerangka ceritanya sederhana tapi berhasil dikembangkan sedemikian rupa dengan beragam plot yang tersusun teratur. Wulan juga terampil mengaduk emosi pembaca melalui sikap-sikap yang diambil Bintang saat menghadapi Noval. Atau juga sistem hidden information yang diterapkan, yakni tidak selalu menceritakan secara lugas dan baru dijawab pada bagian berikutnya.

Jujur saya tidak kecewa buku ini menjadi pemenang pertama kontes penulisan roman karena sang penulis benar-benar menyuguhkan hal yang baru. Secara cerita mungkin terasa klise tapi bukankah segala sesuatu di dunia ini tak ada yang benar-benar baru? Kemasan lah yang menjadikannya berbeda and for this one, I got it.

Bosan dengan roman yang terlalu ringan dan santai? Mungkin ini cocok untuk selingan, santai dengan pola baca yang serius.

Judul buku: Hujan dan Teduh
Penulis: Wulan Dewatra
Ukuran dan jumlah halaman: 13 x 19 cm , 250 hal
Penerbit: Gagasmedia
Cetakan dan tahun terbit: Cetakan IX, 2012
Rating: 

Komentar

  1. Pinjemin saya bukunya donk. hehe

    BalasHapus
  2. Hmmm coba cari di Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kalbar ah
    Siapa tau ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas Asep, novel juara pertama nih.. Pasti penasaran gimana bagusnyaa :))

      Hapus

Posting Komentar

When you leave a footstep, you've connected our link :)){}

Postingan Populer