Imajinatta
Judul buku: Imajinatta
Penulis: Mia Arsjad
Tebal dan jumlah halaman: 20 cm ,
280 hal
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan dan tahun terbit: Cetakan
I, 2008
Sampul Belakang:
Natta sukaaa dan gampaaang banget
ngelamun alias berimajinasi. Dan hobinya itu jelas berguna. Gimana nggak,
sementara di alam nyata Natta belum kenal secara resmi sama Ditto, kecengannya
sepanjang masa, di alam khayalan dia dan Ditto malah udah selengket lem Super
Glue. Dan itu jelas jadi pemicu semangat Natta buat mewujudkan mimpi jadi
nyata. Pokoknya nggak peduli aral melintang deh… kalo cuma si genit (cantik dan
kaya) Sasa mah keciiiiiil.
Dengan bantuan Kenzi--yang
kayaknya sengaja dikirim Tuhan khusus buat membantu Natta—Natta pun mulai
menjalankan misi untuk mendapatkan Ditto. Tapi saking misteriusnya Kenzi,
sobat-sobat Natta jadi mikir jangan-jangan Kenzi cuma teman khayalan Natta. Dan
Kenzi… jangan salah paham ya, Natta sendiri kadang suka ragu, kamu beneran ada
apa nggak sih?
***
Ide cerita yang beda bikin saya
tertarik baca novel ini. Judulnya juga ear
catching (bikin istilah sendiri ceritanya, ehehe), simple dan mengena gitu.
Novel ini mengisahkan hidup
Natta, pelajar kelas 2 SMA yang punya hobi berkhayal akut banget. Dia bisa
refleks mengkhayalkan apapun yang ada di benaknya, terlebih dengan peristiwa
yang terjadi di depannya. Jadi antara dunia nyata dan dunia imajinasinya seolah
punya kabel penghubung yang fleksibel banget, bisa berganti-ganti dunia begitu
cepat. Lagi di dunia nyata, tiba-tiba sekilas di dunia khayalan, lalu balik
lagi ke dunia nyata. Gitu dah.
Di sekolah, Natta bersahabat
dengan si baik Inna, si kutu buku Dara, dan si oriental Kinkin. Mereka adalah
sahabat yang seru dan mampu memahami keadaan Natta, bahkan hobi anehnya itu.
Meski mereka adalah sahabat yang menyenangkan, adakalanya Natta sedang ingin
sendiri dan ia punya tempat rahasia: bangku taman.
Taman rahasianya masih satu
lingkungan dengan salah satu institut teknologi ternama di Bandung. Sementara
bangku favoritnya yang terletak di pojokan tak pernah ada seorang pun yang
menempati selain dirinya. Sampai suatu hari ia menemukan orang asing yang turut
merampas daerah kekuasaannya. Sejak saat itulah perkenalan konyol Natta dengan
Kenzi bermula.
Sementara itu di sekolah
diselenggarakan sayembara cerpen Festival Film Indie Pelajar, yang menariknya
karya para pemenang akan difilmkan mewakili nama sekolah dan penulis berhak
jadi sutradaranya! Jelas aja Natta bersemangat buat berpartisipasi dengan
harapan kalo dia menang bisa minta Ditto buat meranin karakternya dan otomatis
itu bakal jadi pedekate terefektif bagi Natta.
Tanpa sadar, berkat tingginya
frekuensi bertemu Kenzi di bangku taman, lambat laun mereka pun jadi akrab.
Kenzi bahkan tak segan-segan untuk membantu Natta menjalankan misinya dengan turut
merampungkan naskah Natta.
Masalah mulai timbul saat
sahabat-sahabat cewek Natta minta dikenalin ke Kenzi. Tak disangka, Natta harus
memutar otak mencari solusi sebab Kenzi tak mau ditemui di tempat selain taman
ini sedang Natta tak mau sudut rahasianya diketahui oleh sobat-sobatnya. Gagal
dipertemukan, sobat-sobat Natta malah ngatain Kenzi sebatas teman khayalan
Natta.
Segalanya semakin rumit ketika
banyak sesuatu yang janggal terjadi pada Kenzi dan Kenzi mulai jarang bisa
ditemui. Terlebih Kenzi pernah menanyakan kesediaan Natta untuk selamanya
berteman dengannya, hal itu sedikit membikin Natta takut. Apa yang sebenarnya
terjadi?
The author: Mia Arsjad |
Mia Arsjad teramat lihai mengolah
kisah kehidupan remaja yang penuh dialog dan mampu membuat pembaca mengalir
hanyut bersama jalan cerita. Pembawaannya seru dan super kocak ala dunia Natta
dan kawan-kawannya serta khayalan Natta yang menggila. Diksinya pas, gak bikin
pembaca merasa klise atau bosan. Salah satunya yang bikin aku ketawa ngakak bagian
yang menceritakan keseruan naik kuda gara-gara dipaksa Kenzi.
Lalu si kuda belang mulut-berbusa-bak-keracunan-obat-nyamuk pun berjalan pelan-pelan. Lalu berlari-lari kecil. Natta boro-boro menoleh waktu Kenzi kayaknya manggil-manggil dia supaya menoleh pas difoto. Yang ada malah tegang pengin pipis di celana. Mana si Usep Sudasep ini ngoceeeh melulu tentang keluarganya. Kakaknya yang juga tukang kuda namanya Eman Sulaeman, tetehnya yang jualan jamu gendong Tintin Surantin, adiknya yang masih sekolah Piah Sopiah, dan saudara-saudaranya dengan nama superkreatif lainnya. Didin Saipuddin, Encang Suencang, Mala Komalawati, Tikah Sartikah… dll, dst. Dan tebak siapa nama kudanya? Boboi Markoboi. UGH! Kasian banget kuda ini. Nama Si Belang kayaknya lebih beradab. –hal. 181
Oya, jangan berharap novel ini
bertutur soal cinta. Endingnya bermuara tentang persahabatan, loh. Amanatnya
yang aku suka adalah when you promise to
somebody, keep it. Dan itu yang dilakukan Natta saat Kenzi menghilang, ia
udah janji buat nyari Kenzi sampe ketemu.
Alurnya maju terus pantang mundur
diselingi khayalan-khayalan ajaib Natta. Building
character-nya juga udah bagus. Dialognya amat komunikatif dan sesekali
mengundang tawa. Amanatnya juga dapet.
Buku ini recommended buat kamu yang suka bacaan teenlit penuh daya humor.
Kenapa aku gembil sekalee? :3 |
Rating:
Komentar
Posting Komentar
When you leave a footstep, you've connected our link :)){}