{Jumat Mubarak} 7 Kunci Keberhasilan

Alhamdulillah… aku pun terketuk bikin serial post yang ‘sedikit alim’. Sengaja aku pilih hari Jumat, karena hari Jumat adalah hari raya mingguan bagi umat muslim. Belom lagi banyak keberkahan dari hari Jumat loh. Ntar deh aku bahas di edisi hadits keistimewaan hari Jumat.

Sekarang aku mo bahas ‘sangu’ yang aku dapet selepas nyantri. Ciee… *eh, bejat-bejat gini aku pernah menghuni penjara suci. Enam tahun jeng! (˚☐˚!!) Jadi inilah 7 hal yang disampaikan oleh pengasuh pesantrenku setiap hari. Kata beliau, agar ilmu yang kita peroleh nantinya bakal bermanfaat. *ngeri banget kalo seandainya ilmu kita gak manfaat (ಥ̯ ಥ) Kemudian seingetku ini merupakan petuah yang disampaikan oleh guru dari Imam Syafi’i.

1.Al-jiddu wal Muwazhobah (Rajin dan Bersungguh-sungguh)

Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Tidak dibatasi usia pula. Nah, tapi rajin dan bersungguh-sungguh itu perlu. Karena kalo kita melakukannya insya Allah mendapat berkah. Apalagi kalo ditambah dengan melaksanakan apa yang diajarkan oleh kitab Ta’lim Muta’allim (kitab yang membahas adab menuntut ilmu), hasilnya pasti super sekali.

2.Tarkul Ma’ashii (Meninggalkan Kemaksiatan)

Ini dia yang paling susah. Masalahnya kemaksiatan itu amat banyak macamnya. Pacaran pun termasuk maksiat *tuh kan aku kena*. Terus bergunjing/bergosip, foya-foya, dan lain sebagainya.

3.Taqliilul Ghidaa’ (Mengurangi Makan)

Hmm… ternyata aturan makan tidak melulu untuk diet, ya. Di sini juga dianjurkan untuk mengurangi takaran makan yang berlebihan. Misal kalo biasanya 10 sendok diubah menjadi 5-6 sendok. Pak Kyaiku malah berseloroh waktu itu cukup 2 senjok saja dan kita para santrinya jadi ngedumel, “Enak dong pesantren jadi bisa ngirit jatah beras untuk kita.”

Kenapa Taqliilul Ghidaa’? Karena secara ilmiah bila isi perut kita berlebih akan mempengaruhi kerja otak sehingga kita akan susah menyerap ilmu.

4.Mudawatul Wudhuu’ (Menjaga Wudhu)

Ah, keutamaan wudhu memang banyak. Salah satunya kalo wajah kita sering wudhu bakal terlihat bercahaya dan di hari akhir pun berseri-seri serta bebas dari percik api neraka. Kalo sewaktu di pondok lebih mudah untuk menjaga wudhu karena kita tinggal dengan sesama gender. Kalo sekarang pas aku udah kuliah mulai susah. ._.

5.Shalatul Lail (Salat Malam)

Salat malam udah jadi agenda rutin dan wajib di pondok pastinya. Di sepertiga malam mulai jam 1-3 dini hari menunaikan salat tahajjud, salat hajat, atau salat tasbih. Ketika di pondok rasanya tidak terlalu berat karena kita melakukannya berjama’ah. Setelah lulus, frekuensi salat malam pun bisa dihitung jari. Hiks.

6.Qira’atul Qur’an (Membaca Alquran)

Alquran adalah sumber dari segala ilmu, sudah jelas bila kita rajin baca Alquran akan dapat syafaat. Biasanya baca Alquran nyaman dilakukan selepas salat Shubuh atau Maghrib. Atau bisa juga kapanpun! Teknologi yang canggih membuat kita mampu memanfaatkan aplikasi Alquran di gadget tanpa harus menenteng kitabnya.

7.An laa Ya’kulat Tha’am Suuq (Janganlah Memakan Makanan Pasar)

Kita dianjurkan untuk tidak membeli makanan yang dijual di pasar. Dalam artian karena kita tak tahu terbuat dari apa makanan itu demi menghindari barang syubhat (syubhat= status yang tidak jelas antara halal dan haram) masuk ke dalam perut. Hmm… memang lebih enak makan makanan yang kita buat sendiri sih, lebih terjamin. Atau kalau mau makan di luar, sebaiknya memang harus lebih pilih-pilih dan berhati-hati.

Meski aku sendiri lulusan pesantren, aku masih belum mampu melaksanakan itu semua. Doakan saja makin hari bisa tercapai dan istiqomah. Nah, kalau buat kalian bagaimana, berat tidak?