Jurnal Jo: Online
Judul buku: Jurnal Jo: Online
Penulis: Ken Terate
Tebal dan jumlah halaman: 20 cm ,
224 hal
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan dan tahun terbit: Cetakan
II, 2011
Rating:
Sampul Belakang:
Jo Wilisgiri kembali lagi! Kali ini
kehidupan masa SMP-nya heboh dengan… tak lain dan tak bukan… Facebook! Gimana nggak?
Sekarang rasanya dia dan sahabatnya lebih sering ngobrol via chatting dan FB daripada ngobrol real time di dunia nyata. Belum lagi
ayahnya yang guru bahasa Jawa mau ikut-ikutan buka akun FB pula!
Eh, tapi kehidupan dunia nyata Jo
juga masih heboh kok. Misalnya saat dia dan Nadine tiba-tiba ditunjuk jadi
ketua kegiatan sosial di kelasnya. Waduh, susah banget kan, mesti kerja sama
kalau di FB aja mereka musuhan?
Belum lagi Rajiv yang rajin
minjemin ini-itu ke Jo. Mulai dari raket bulutangkis sampai HP. Jangan-jangan
Rajiv suka sama Jo lagi. Tapi, Jo naksir Rajiv nggak ya?
*Selanjutnya saya tidak bisa
menuliskan karena tertutup barcode
khusus perpustakaan :D*
***
Yay! Jujur saja saya sangat excited begitu mengetahui adanya sekuel
buku Jurnal Jo. Karakter Jo memang pantas dicintai sampai bikin penulisnya
berbaik hati mebikin lanjutannya.
Sekarang Jo kembali usai liburan
semester satu yang menurutnya biasa saja *tidak seperti Nadine yang pulang kampung
ke Jerman. Ia pun kembali diributkan oleh Sally yang sibuk asyik dengan gadget barunya. Ya, sekarang sudah era social media dan Jo masih seperti
manusia prasejarah yang tak punya HP. Namun tanpa disangka, Rajiv (yang memang
luar biasa baik) meminjamkan salah satu HP-nya kepada Jo.
Sementara itu keluarganya sedang
mendapat rezeki yaitu sebuah komputer seperangkat (meski bukan barang baru) dan
pastinya dipasang jaringan internet. Jo girang sekali akhirnya ia bisa mengakses
internet di rumah meski ia harus bergiliran dengan anggota keluarga lainnya.
Di sekolah, Jo terpilih sebagai
ketua kegiatan sosial kelas yang dilombakan dengan kelas-kelas lainnya. Tapi ia
tak sendirian, Nadine juga terpilih berkat idenya yang menurut Bu Ikan (kalian
akan tahu mengapa beliau disebut begitu setelah membaca buku ini) akan bagus
bila disatukan dengan ide Jo. Bagus? Bahkan menurut Jo itu merupakan ide buruk
untuk mengeratkan musuh bebuyutan.
Di sisi lain, Andre kembali
mendekati Jo. Ia pun mulai berusaha mengontrol diri agar tidak jatuh ke lubang
yang sama. Dan seperti biasa di akhir kisah, Sally kembali terjebak masalah.
Ken Terate masih mengemas kisah
ini secara menarik. Alurnya mengalir dengan rupa-rupa yang mewarnai perjalanan
hidup karakternya. Ken detail sekali bercerita mengenai tokoh anak SMP, bahkan karakter
penulisan di social media pun
menggunakan bahasa 4l4y *woow, memang benar kan, jaman SMP adalah masa teralay
dalam hidup. :D
Memang klimaks novel ini tidaklah
gawat ataupun rumit sehingga terkesan santai. Namun konflik kecil lainnya
memberi bumbu buku ini sehingga kisahnya tidak membosankan dan membuat pembaca
penasaran untuk meneruskan sampai akhir.
Menurut saya tidak ada
kekurangan, masih sama seperti buku sebelumnya meski harus kuakui buku ini
masih kalah bagus dari yang sebelumnya. Tetap kocak, dan pastinya gak bikin
nyesel buat yang baca. \(´▽`)/
Ini masih di perpus keleus :p |
Sering liat buku ini di mana-mana. Jadi penasaran ingin coba baca bukunya hehe :)
BalasHapusIya Elfrida, silakan dibaca bukunya. Bagus lohhh, gak bakal rugi! *recommended! :D
BalasHapusWah, punya buku ini dari zaman kapan ya. SMP kayaknya hehehe. Bacaan ringan kalo lagi suntuk-suntuknya. Lumayan bisa menyegarkan pikiran lagi ya :))
BalasHapusIyah, gaya bahasanya ringan dan menghibur. :D
HapusMakasih Kak Ashima udah berkunjung. :)