Jurnal Jo
Judul buku: Jurnal Jo
Penulis: Ken Terate
Tebal dan jumlah halaman: 20 cm ,
240 hal
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan dan tahun terbit: Cetakan
II, 2009
Rating:
Sampul Belakang:
Peraturan jadi remaja:
1. Tidak boleh memakai celana
pendek (apalagi di depan cowok).
2. Punya baju dan aksesoris yang
oke (apalagi yang bisa membedakanmu dari anak-anak SMP yang seragamnya sama
membosankannya).
3. Harus memakai deodoran (walau geli rasanya).
4. Memakai pakaian dalam yang
seharusnya, sesuai pertumbuhanmu (tahu kan maksudku?).
5. Harus punya geng yang keren
(meski mereka sangat menjengkelkan, tahan saja, daripada dicap remaja kuper.
6. Harus punya pacar (ini syarat
supaya kamu diakui sebagai remaja keren).
Ternyata susah banget jadi
remaja, sampai-sampai kadang-kadang aku (Jo Wilisgiri, 12 tahun) berharap aku
nggak perlu tumbuh. Aku kangen banget pada masa SD-ku. Apalagi aku mulai
kehilangan sahabat baikku dan dikhianati cowok yang kukagumi. Satu kata untuk
masa SMP-ku: MENGERIKAN!
***
Jujur, novel ini merupakan bacaan
teenlit paling menyenangkan yang pernah kubaca. Bagaimana tidak, sang penulis
Ken Terate mampu membawakan cerita dengan gaya bahasa kehidupan sehari-hari
sehingga novel ini tidak terkesan seperti ‘dongeng puteri mimpi’ ala sinetron.
Jo, seorang gadis remaja lugu
yang baru saja lulus SD, mau tak mau harus menyesuaikan ritme hidupnya memasuki
dunia SMP. Sebenarnya tidak buruk sih, namun ada satu momok yang amat ia
sesalkan: ia bersekolah di tempat ayahnya bekerja sebagai guru Bahasa Jawa yang
menurutnya sama sekali tidak oke. Masih ada lagi, sahabat sekaligus tetangganya
Sally, mendadak berubah menjadi amat menyebalkan dan berusaha memoles diri agar
dapat diterima dalam pergaulan remaja keren. Parahnya, di bangku SMP Sally
malah bergabung dengan geng yang merupakan sekumpulan anak high class yang beranggotakan Nadine, Mei, dan Tiurma.
Jo yang masih beradaptasi dengan
masa puber, sedang mencoba menjalani hidup khas anak remaja yang ia sendiri tak
tahu bagaimana. Mulailah ia bergabung dengan Klub Sastra, kegiatan ekskul yang
tak sengaja dipilihnya karena ia tak punya pilihan lain. Ternyata berkat Klub
Sastra, ia bisa akrab dengan cowok kece bernama Andre. Pun dengan kegiatan di
lingkungan rumahnya, ia berpartisipasi dengan mengikuti kegiatan karang taruna
dan akrab dengan Rajiv, cowok keturunan India yang baik hati.
Sally yang lambat laun hidupnya
bermasalah, tanpa sengaja menyeret Jo ikut ke dalam lingkaran masalahnya…
Okay, punya sahabat yang sikap
dan kelakuannya berubah karena suatu hal? Sepertinya sudah merupakan hal yang
lumrah ya. Namun Ken Terate berhasil menyulapnya menjadi bacaan luar biasa
dengan sudut pandang pertama yang amat menguatkan karakter tokoh utamanya. Kelebihan
lainnya, meski menggunakan sudut pandang pertama, penggambaran karakter dari
tokoh-tokoh lain juga kuat dan konsisten.
Di novel ini, kita pasti bakal menemukan opini-opini Jo yang unik dan sederhana tapi memang ada benarnya. Seperti analoginya mengenai patah hati:
Omong-omong soal masa remaja tanpa patah hati, mungkin asyik juga ya masa remaja tanpa sekolah. Tunggu, sekolah kan menyenangkan juga kadang-kadang, terutama waktu aku dapat nilai tertinggi saat ulangan ekonomi, juga waktu ada kantin baru, dan oya, juga waktu kami membasahi koridor saat Marco ulang tahun (kami melemparinya dengan berkantong-kantong air sampai akhirnya seorang guru menyuruh kami ngepel).
Oke, mungkin masa remaja tanpa patah hati dan tanpa sekolah itu tidak mungkin.
Oya, format penulisan seperti
jurnal yang bukan curhatan diary tapi, mungkin terasa kurang nyaman bagi
sebagian orang. Cuma hal itu tidak mengurangi nilai positif dari buku ini.
Yang aku suka, novel ini punya
banyak pesan moral yang tersirat. Apalagi saat Jo berinteraksi dengan mamanya
atau Rajiv. Mengena banget. Selain itu, keluguan cara pandang Jo membuat novel
ini terasa kocak. Ditambah kelakuan keluarga Jo yang sedikit ajaib *tapi memang
merupakan keluarga seperti pada umumnya* dengan kelakuan adik-adiknya yang
terkadang agak abnormal. Satu lagi, covernya bikin jatuh cintaaaaaa. (。♥‿♥。)
Saranku sih, jangan baca buku ini
setengah-setengah. Sekalian aja baca langsung sampai habis, pasti deh berkesan!
:)
Niru tampang lugu Jo *eh, emang ada ya? :3 |
Komentar
Posting Komentar
When you leave a footstep, you've connected our link :)){}